#Siang tadi (15 Juli 2012, ed), di tengah perjalanan dari Kedurus ke Sidotopo (sebuah daerah di kota pahlawan-Surabaya-), secara langsung saudara kami menyaksikan kecelekaan di dapan matanya...
Berikut ini adalah cerita yang dia sampaikan,
semoga ada petikan pelajaran yang dapat kita ambil darinya...
Dengan sangat jelas saya melihatnya, seorang ayah yang sedang membonceng 2 anak 1 di depan dan 1 di belakang... dengan kecepatan yang lumayan tinggi menyenggol kendaraan yang ada di depannya, terang saja sepeda tersebut langsung jatuh terguling dan terseret beberapa meter... Anaknya yang paling besar (kisaran usia 8 thnan) berteriak2 histeris.. "Ayah... Ayah... Ayah..." Sejenak saya memperhatikan dan berhenti... Alhamdulillah ke 3 nya selamat... Tapi hal ini membuat hati saya berdegup kencang, membayangkan kejadin barusan...
#Kejadian tadi masih terus terbayang-bayang,kemudian dalam perjalanan pulang dari Sidotopo ke rumah (daerah Keputih), Hati ini tambah berdegub lebih kencang... menyaksikan sekeruman orang mengiringi sebuah keranda... tahukah kamu? Ya benar, itu adalah iring-iringan jenazah yang hendak di makamkan...
2 kejadian beruntun tadi membuatku jadi berfikir,
Sampai kapankah aku masih di berikan kesempatan untuk hidup di dunia ini...?
Bagaimanakah akhir dari kehidupanku nantinya...?
Apa yang sudah aku persiapkan sampai saat ini untuk bekal persiapanku kelak...?
Sedangkan maut bisa kapan saja datang menghampiri dan tidak akan pernah keliru dalam hitungannya,
Artinya: “Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya”. QS. Al A’raf: 34.
Artinya: “Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. QS. Al Munafiqun:11.
Akupun berharap dan berdoa kepada Allah subhanahu wata'ala ,
“Allahumma inni a’udzu bika minal ‘ajzi, wal kasali, wal jubni, wal haromi, wal bukhl. Wa a’udzu bika min ‘adzabil qobri wa min fitnatil mahyaa wal mamaat."
Artinya : "Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, rasa malas, rasa takut, kejelekan di waktu tua, dan sifat kikir. Dan aku juga berlindung kepada-Mu dari siksa kubur serta bencana kehidupan dan kematian.” (HR. Bukhari no. 6367 dan Muslim no. 2706)
Semoga bisa jadi bahan untuk perenungan kita bersama. Kita tidak akan pernah tahu kapan datang nya kematian... Mudah-mudahan dengan kita banyak-banyak mengingat maut, menjadikan kita lebih bersemangat untuk beribadah kepada Allah, lebih bisa memaksimalkan waktu yang kita miliki.
Artinya: “Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Perbanyaklah mengingat pemutus kelezatan”, yaitu kematian”. HR. Tirmidzi dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Tirmidzi.
Pada malam sya'ban
0 komentar:
Posting Komentar