بسم الله الرحمن الرحيم
Saudaraku yang budiman, Beginilah buah cinta yang dihadirkan akibat berpacaran, pacaran adalah sesuatu terlarang dalam agama ini dimana syaitan menggoda para pasangan dari hamba yang dimabuk asmara ini seolah dunia hanya milik mereka berdua,
Maka pacaran adalah sesuatu tindakan yang menyimpang dalam agama ini, mari kita perhatikan balasan bagi hamba yang berpacaran dan buah dari kisah cinta setiap insan yang hanya mementingkan kedunyaan dan terbalut nafsu semata yaitu pacaran.
Ada kisah seorang wanita jelita yang dirundung duka, pada suatu masa, di hati dia terasa tersiksa, jiwapun merana dan hidup terasa tak berarti jika cinta terdustai, Dunia serasa menghimpit diri, hidup seolah terjepit, dan hari harinya diselimuti perasaan sakit.
Bertanya dalam hati dia, apa salahku? hingga dia tega melukai aku dan kenapa dia tega meninggalkan aku, sungguh lelaki ini telah melukai hati dan sungguh lelaki ini telah menghianati janji dan cinta yang pernah bersemi. Kekecewaan mulai menghujam ,kebencian datang, dan dendampun tak tertahankan.
Saudaraku pembaca yang baik hati begitulah expresi rasa sakit hati yang sering hadir bagi siapapun yang cintanya terbalas dusta karena awal bercinta karna nafsu semata, karna awal tujuan Alloh dia lupakan karna awal permulaan yang dimulai kemaksiatan dan larangan dalam agama yaitu berpacaran yang memabukkan setiap insan.
Berpacaran sangatlah membahayakan bagi kesehatan jiwa, pacaran adalah jalan kemudhorotan dan kekecewaan, pacaran adalah pintu gerbang saling menyakiti, pacaran adalah pintu kejelekan dalam sejarah hubungan cinta manusia, dan terkadang banyak sekali pacaran mengakibatkan derita yang berkepanjangan, untuk itu takutlah wahai pemuda dimana syaitan selalu membisikan asmara didalam dada, jagalah aturan main berinteraksi dengan wanita dan sebaliknya.
Mari renungkan buah cinta akibat dasar nafsu syahwat semata, seorang manusia yang dimabuk cinta berduka ketika cinta khianati, dan siapapun memahami betapa tidak enaknya dikhianati, setelah kebersamaan berjalan sekian lama, kian terpupuk perasaan cinta dan asmara yang memabukkan, dipupuklah cinta itu oleh seorang pemuda dan wanita hingga mengkristal menjadi sebuah keyakinan yang salah.menjadi sebuah kepercayaan yang mebelok, dan ahkirnya mereka dimabuk cinta dengan memberikan sesuatu yang seharusnya disucikan, lupa akan tujuan hidup dimana semua harus ikut pada tuntunan, dia sia siakan amanah dari Alloh dengan umbaran nafsu yang menyesatkan, dan ahkirnya kehormatanpun sering dipertaruhkan demi asmara ini,
Wahai pemuda kenapa engkau tak menjadi hamba berbudi kenapa engaku hanya mengikuti kata hati yang tak terbimbing kebenaran, apakah kamu merasa sudah tidak butuh kebahagaiaan, apakah kamu sudah merasa cukup denngan penderitaan akibat cinta pacaran ini, renungkanlah wahai saudaraku pemuda, jadilah hamba yang dewasa, yang bisa berfikir matang dengan akibat cinta buta, jadilah hamba yang sederhana dan mudah menerima nasehat para orang tua, gembirakanlah dia orang tuanmu dengan kebaikan hidupmu, yaitu kebaikan yang dihasilkan karena ketaatanmu kepada Rab-mu, Kebaikan yang diperoleh karena kamu mentauladani dan patuh pada petunjuk nabimu, dan kebaikan yang di dapat dari para salaful ummah sebagaimana mereka memimpinmu dalam bertakwa.
Kamukan sudah memahami bahwa kenyataan mabuk asmara adalah menyakitkan, kenyataan ahkir dari buah cinta karna balutan nafsu hanyalah kedustaan, dan kenyataan hubungan ini sangat banyak menimbulkan kekecewaan.
Maka sekarang mau kemana kamu saudaraku pemuda? jika kamu tumbuh dewasa kamu akan fahami semua, jika kamu lekas berfikir arif dan bijaksana kamu akan temukan jalan kebaikan dari semua ini dan jika kamu benar benar matang dalam mempersiapkan ini kamu berhak akan kebahagiaan didunia dan ahkirat syaratnya kamu tinggalkan kebiasaan menyimpang ini yaitu mabuk cinta karna berpacaran.
Wahai saudaraku yang mulai memahami, fahamilah derita mabuk asmara sangatlah mengecewakan, banyak diantara pemuda resah dan gelisah karena cintanya terkhianati, sehingga keindahan hidup yang dia idamkan ternodai. sungguh tak dapat dilukiskan derita akibat sakit hati akibat pacaran.
Lalu bagaimana bagi mereka yang terlanjur melakukan kebiasaan ini dan sudah mendapati derita hati , dan sudah merasakan kekecewaan yang mendalam, apakah bisa diobati? jawabnya tentu karena setiap penyakit ada obatnya, termasuk penyakit derita hati ini.
Rosul Sholollohualaihi Wassalam Bersabda :
لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءٌ، فَإِذَا أَصَابَ الدَّوَاءُ الدَّاءَ، بَرَأَ بِإِذْنِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ
“Setiap penyakit pasti memiliki obat. Bila sebuah obat sesuai dengan penyakitnya maka dia akan sembuh dengan seizin Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (H.R Muslim)
Sedang penyembuhan penyakit hati ini kami kabarkan kepada kalian para pemuda memerlukan tekat meninggalkan cinta berbalut syahwat semata (Pacaran), kalian telah menebalkan coretan cinta kedalam kanfas yang tebal, kalian telah berlebihan memberikan cinta kepada seseorang, Bahkan kalian sudah melebihi ukuran tingginya cinta Kepada Alloh Aza Wajalla dan RasulNya, dan kalian sudah melupakan para saudaramu seiman yang luar biasa usahanya ingin menjauhi mabuk cinta akibat pacaran ini,
Maka sudah sudah saatnya kalian menyembuhkan diri, reguklah obat ini, dan rangkulah tongkat pegangan ini, dan minumlah madu ini, yaitu dengan satu prinsip ” Mencintai sesuatu karena Alloh Ta’ala dam membenci sesuatu karena Alloh Ta’ala ” dengan prinsip ini kamu akan mendapatkan kekuatan akidah yang luar biasa hebatnya, kamu akan mendapatkan perisai dari kedukaan ini, kamu akan mendapatkan ganti yang lebih baik dari kekecewaan akibat coretan tinta yang tebal dan kamu akan bisa menghapusnya. Menjadikan hatimu manis dan berbunga-bunga karena merasakan kesejukan iman : Rosul Sholollohualaihi Wassalam beliau bersabda:
عَنْ أَنَسٍ عَنِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ الإِيمَانِ أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا ، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلَّهِ ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِى الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِى النَّارِ
”Tiga hal, barangsiapa memilikinya maka ia akan merasakan manisnya iman.yaitu: menjadikan Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai dari selainnya, mencintai seseorang semata-mata karena Allah, dan benci kembali kepada kekufuran sebagaimana bencinya ia jika dilempar ke dalam api neraka.” (H.R Bukhari)
Pendahulu Yang Sholeh berkata” Cintailah seseorang sekedarnya saja, sebab siapa tahu suatu saat engkau akan membencinya “
Saudaraku yang budiman, begitulah sangat mengharukan kisah percintaan yang baik dan sangat menyedihkan kisah pacaran yang memabukan. Semoga Alloh memudahkan kalian pemuda mendapatkan jodoh yang terbaik tentu hanya dengan satu jalan yaitu KALIAN SEMUA HIJRAH BERKUMPUL DAN BERINTERAKSI DENGAN ORANG ORANG BAIK LAGI SHALIH. KALIAN BINALAH HUBUNGAN BAIK DENGAN PARA HAMBA BERILMU DAN KALIAN KUATKAN IMAN DAN AMAL BERSAMA MEREKA, sehingga kalian tak diragukan lagi akan mendapatkan kebaikan hidup dan kebaikan hidup sesudah mati bersama mereka.
Ingatlah musuh-musuhmu syaitan dari golongan jin dan manusia sering menakut nakuti termasuk pencipta kebiasaan pacaran ini yaitu kaum kafir , tapi balaslah bisikanya dengan keyakinan firmanNya :
بَلَى مَنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَلَهُ أَجْرُهُ عِنْدَ رَبِّهِ وَلا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ
“(Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Robnya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati” (Al Baqarah : 112)
Dengan begitu selangkah lagi kamu menuju kebaikan dan kebahagiaan yang hakiki didunia dan ahkirat karna kamu meyakini kabar gembira dari -Nya Alloh berfirman :
مَنْ عَمِلَ صَالِحاً مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan” (An Nahl : 97)
Waullohua’lam bishowab.
Abu Amina Alanshariy
Diambil dari pengalaman ihkwah dan Maraji penulisan Thibbun Nabawiy Ibnu Qoyim Aljauziyah, Shahih Bukariy,Tafsir Ibnu Katsir
0 komentar:
Posting Komentar